LOYALITAS KE PASAR

 



_Ilmu hikmah_


Wayan Supadno



Sebuah perusahaan besar membutuhkan pupuk hayati/mikroba cair, jumlah sangat banyak rutin jangka panjang. Big Boss nya mengajak diskusi dengan saya, bagaimana cara paling efektif untuk mendapatkan produk di pasar.


Karena merasa pusing banyak yang menawari dan mengaku harga dan mutu produknya terbaik di antara semua produk beredar di pasar. Sehingga butuh taktik agar tidak terjebak dalam iklan promosi.


Saya sarankan agar dibuatkan saja semacam sayembara kepada semua produsen formulasi pupuk hayati. Utamanya kepada yang sering mengaku sudah pendekar dan produknya hebat.


Ditentukan spesifikasi produknya. Misal komposisi strain mikroba terkandung apa saja dan koloni minimal 10 pangkat berapa. Uji mutu tiap 5.000 liter. Termasuk uji efikasinya.


Barulah dilombakan harganya siapa yang termurah dan bisa konsisten kapasitas produksinya. Juga punya komitmen dalam kecepatan maupun ketepatan dalam melayani agar program berjalan sesuai rencana.


Ternyata setelah dibuat ruang lingkupnya jelas terang benderang di atas. Pada kabur semua yang dulunya banyak menawari. Dari belasan pabrik hanya tinggal 2 pabrik saja yang sanggup. Karena ketatnya sistem pengadaan.


Praktis dua perusahaan tersebut menikmati pesanan luar biasa banyaknya tiap tahun. Puluhan ribu liter. Mabuk pokoknya melayani pesanan (PO/Purchase Order) perusahaan raksasa tersebut. Passive income.


Perusahaan besar tersebut juga merasa nyaman dilayani oleh dua supplier tersebut. Bertahun - tahun lamanya. Sangat efektif penggunaan dana terhadap manfaat yang ditimbulkan (cost and benefit analysis) nya. Praktis.


Kawula muda, kisah singkat di atas itulah sebuah praktik bisnis sinergis yang biasa disebut " loyalitas ke pasar ". Artinya apa maunya pasar sedapat mungkin dituruti sepanjang feasible agar produk marketable.


Banyak calon supplier yang mundur dan balik kanan lalu bubar jalan grak. Karena memang sangat ketat persyaratan yang dibuat. Ada banyak kesulitan. Maunya mutu super, harga murah dan jumlah banyak.


Tapi karena demi kepastian pasar jangka panjang. Lumayan juga. Sulit, pertanda butuh diteliti agar hadir inovasi. Di baliknya ada inovasi sumber solusi, agar tetap bisa kompetitif. Hanya yang inovatif yang bisa lestari.


Itulah pengalaman saya 7 tahun silam memasarkan Hormax, Bio Extrim dan Organox. Dalam menghadapi sengitnya persaingan di pasar. Memainkan momentum merebut " ceruk pasar dalam " di perusahaan raksasa. Hingga sekarang.


Murah, bukan masalah asal di atas harga pokok produksi (HPP) sehingga tetap ada profit margin yang sehat. Pertimbangannya karena kontinuitas jumlah banyak jangka panjang. Tanpa banyak biaya pemasaran lagi.


Ilmu hikmahnya. Loyalitas ke pasar, sangat penting. Kesulitan pertanda butuh penelitian. Agar dapat inovasi sebagai solusi. Main bisnis 2 x 10 sama saja dengan 10 x 2. Artinya laba 2 sekalipun tidak apa, asal 10 kali transaksi. Sama saja laba 10, tapi hanya 2 kali transaksi saja.


The end of the games is results.



Salam Inovasi 🇮🇩

Wayan Supadno

Pak Tani

HP 081586580630

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JPU KPK DIMINTA SEGERA TETAPKAN STATUS TERSANGKA UTAMA TIPIKOR GEREJA KINGMILE 32 MIMIKA

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Gelar Sidang Mediasi Kedua Perhimpunan Gandhi Seva Loka (PGSL)

ADVOKAT Hartono Tanuwidjaja, SH.,MSi.,MH.,CBL.,CMed. : Persidangan GANDHI SEVA LOKA Lanjut ke Tahap MEDIASI !!